Kunci Perdamaian Dunia: Tegakkan Keadilan
Kunci Perdamaian Dunia
Dunia pernah mengalami kejadian paling memilukan. 75 juta nyawa terenggut. Kerusakan terjadi dimana-mana. Anak-anak yatim bermunculan, begitu juga para janda. Mayat-mayat berletakan di jalan-jalan, hutan, gunung.
Bahkan tak sedikit yang mengapung, terbawa arus air laut. Tak pernah punya kesempatan untuk dikebumikan. Apalagi ditangisi oleh keluarganya. Duka nestapa menyelimuti langit-langit bumi pasca berakhirnya Perang Dunia II.
Perang itu seharusnya telah lebih dari cukup untuk membuka mata dunia. Untuk mencari dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada tegaknya perdamaian dunia.
Sayangnya. Hingga tulisan ini dibuat, banyak warga dunia yang tidak pernah belajar dari sejarah kelam Perang Dunia I dan II. Iklim kehidupan sosial di muka bumi ini masih menunjukkan banyak titik-titik panas.
Penjajahan era Perang Dunia hampir dipastikan punah. Tapi faktanya, ia cuma bermetamorfosis menjadi lebih diterima dalam pandangan dunia. Bangsa-bangsa di dunia ketiga tetap terjajah. Mereka tetap tidak bisa beranjak dari keterpurukannya.
Menjadikan para pemimpin dunia ketiga tetap korup adalah cara negara-negara maju menancapkan cakar-cakarnya. Bahkan sampai di tingkat pemerintahan paling bawah dibudayakan praktik suap-menyuap.
Mengapa Timur Tengah, ladang emas hitam dunia, selalu terjadi konflik berdarah? Perang saudara seperti tak pernah menemui kesudahan.
Menjaga api konflik di dunia Islam adalah cara negara-negara maju untuk mencerai-beraikan kaum muslimin, sekaligus menguasai ladang-ladang minyak mereka.
Dalam tujuh dekade terakhir, PBB telah meluncurkan banyak program yang bertujuan untuk membantu negara-negara miskin untuk maju. Malangnya, hingga kini negara-negara miskin tetap dalam keterpurukannya.
Seandainya kemajuan itu ada, itu hanyalah hasil dari sebuah gerakan nasionalisme, yang berani berhadap-hadapan dengan para mafia korup. Jika tidak muncul orang-orang “koppig” yang nasionalis maka berharap keajaiban terjadi di negera dunia ketiga serupa berharap salju di negeri-negeri tropis.
Pada dasarnya, Islam mempunyai formulasi mutakhir untuk menciptakan perdamaian dunia. Formulasi ini sangat sederhana, tidak basa-basi, dan terbukti berhasil.
Formulasi itu adalah: Tegakkan Keadilan
Menegakkan keadilan adalah hal sederhana. Tapi tak sesederhana itu untuk dilakukan. Bahkan negara-negara yang dianggap maju, super-power, paling beradab tapi banyak ketidak-adilan yang mereka lakukan.
Mengapa bisa muncul ketidak-adilan?
Alasan utamanya adalah yang kuat merasa kuat dan merasa berhak menghardik yang lemah. Ada superioritas disini. Ini bisa terkait dengan bangsa, suku, agama dan identitas sosial lainnya.
Justru, hal inilah yang dikecam Al-Quran.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan; dan Kami telah menjadikan kamu bangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu dapat saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Waspada.
(QS. Al-Hujurat: 14)
Islam tidak pernah membuat strata sosial. Islam mengharga perbedaan, sebab memang manusia datang dari berbagai tempat dan latar belakang. Tapi, identitas sosial tak menjadi penentu ia dianggap mulia.
Bahkan. Di dalam khutbah terakhir yang disampaikan oleh Rasulullah saw, beliau memerintahkan semua umat Islam untuk selalu ingat:
Bahwa orang Arab tidak lebih unggul dari non-Arab dan tidak pula unggul non-Arab dibanding orang Arab. Orang berkulit putih tidak lebih unggul daripada orang berkulit hitam dan juga bukan orang berkulit hitam lebih unggul daripada orang berkulit putih.
Pesan Rasul sangat kuat: Setiap orang dari semua bangsa dan semua ras adalah sama.
Dan Islam sangat menjunjung tinggi keadilan. Bahkan jika keadilan itu dihadapkan pada kepentingan pribadi, keluarga dan orang yang paling dicintai.
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang menjadi penegak keadilan dan jadilah saksi karena Allah swt. walaupun bertentangan dengan dirimu sendiri atau ibu-bapak dan kaum kerabat. Baik ia orang kaya atau miskin, maka Allah swt. lebih memperhatikan kepada keduanya. Karena itu janganlah kamu menuruti hawa nafsu agar kamu dapat berlaku adil. Dan, jika kamu menyembunyikan kebenaran atau mengelakkan diri, maka sesungguhnya Allah swt. itu Maha Mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa: 136)
Keadilan adalah faktor kunci untuk tegaknya perdamaian di dunia ini. Tanpa berdiri tegak di atasnya harapan untuk sebuah kehidupan yang damai, aman dan tenteram hanya sebatas mimpi di siang bolong.
Visits: 109
Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.