MELANJUTKAN PERJUANGAN RASULULLAH SAW

Hari ini kita sudah memasuki akhir zaman, di mana hal buruk yang seharusnya dihindari justru menjadi pemandangan setiap hari. Apa yang dilarang justru menjadi kebiasaan yang sudah dianggap biasa, hilangnya adab hingga akhlak. 

Bagaimana ajaran Hz. Rasulullah SAW yang dulu murni penuh kecintaan kini mulai bercabang tercampuri hal-hal duniawi. Tentu ini adalah suatu bentuk kemunduran ketika akhlak yang luhur dan pengetahuan akan Allah SWT yang telah diperjuangkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat kini merosot menuju ke titik awal lagi.

Mungkin jika melihat perjuangan yang telah Rasulullah SAW hadapi rasanya akan mengecilkan hati dan semangat kita. Bagaimana mungkin kita yang hanya manusia biasa mampu mendorong kemerosotan menuju ke titik yang Rasulullah SAW pernah capai.

Dengan Rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah Ta’ala telah mengutus kembali pembaharu untuk para Muslim yang mulai kehilangan arah agar bisa kembali pada jalan yang benar. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. harus memulai kembali perjuangan yang selama ini telah di bangun oleh Hz. Rasulullah SAW dan para sahabat. 

Bahkan layaknya napak tilas dengan segala penderitaan dan kesulitan yang pernah Rasulullah SAW dapati ketika menyebarkan Islam, beliau a.s. pun harus merasakan hal yang sama mulai dari penentangan hingga penolakan, kekerasan secara verbal hingga fisik.

Namun kali ini lawannya bukan hanya mereka yang belum paham mengenai Islam, melainkan mereka pula yang mengatakan mengenal Islam namun belum paham kedalamannya. Ini adalah tugas yang sulit bagi manusia biasa seperti kita dengan pengetahuan, iman, dan keikhlasan yang minimum untuk ikut serta mengembalikan kemurnian seluruh ajaran yang pernah Rasullullah SAW sampaikan.

Hz. Masih Mau’ud a.s. sadar betul apa yang akan beliau hadapi. Namun karena kecintaannya kepada Allah SWT dan Hz. Rasulullah SAW, apa yang menjadi kesulitan tidak serta merta menjadi ketakutan yang melingkupi padangan dan pikirannya. 

Hal ini dibuktikan dengan ucapan janjinya selama masih hidup Mein teri tabligh ko zamin ke kinarung tak pahuncaungga yang memiliki arti “Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh pelosok dunia”. Kalimat yang mengandung nilai positif dan memotivasi para pengikutnya untuk senantiasa mengambil peran dalam menegakan kembali ajaran Allah SWT.

Secara pribadi, saya menilai kalimat “ke seluruh pelosok dunia” adalah sebuah metafora di mana menjadi arti apapun medannya, apapun lawannya, apapun keadaannya bertabligh adalah hal nomor satu dan segala kesulitan tidak pernah menjadi hitungan sama sekali.

Allah SWT pun senantiasa menjanjikan kepada umatnya, Fa inna ma’al usri yusro inna ma’al usri yusro, “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” Tentu ini menjadi janji dari Allah SWT  kepada kita yang sedang menyebarkan ajaran Allah SWT.  

Sesulit apapun hal yang kita hadapi, maka kemudahan akan mengikuti. Terlebih dalam upaya mewujudkan harapan dari Allah SWT kepada hamba-Nya, tentu Dia akan menyertai dan menolong hamba-Nya yang menghadapi kesulitan. 

Sebagai seorang Muslim—terlebih Ahmadi—apapun keadaannya, menyampaikan ajaran Allah SWT adalah suatu keharusan. Bagaimanapun keadaannya, bila kita dihadapkan dengan kemudahan maka jangan terlena hingga berleha-leha. Bila kita dihadapkan dengan kesulitan jangan berkecil hati hingga menyerah. 

Karena tujuan kita adalah menciptakan dunia yang sesuai dengan ajaran Allah SWT. Karna tugas manusia diciptakan hanyalah satu yaitu beribadah kepada Allah SWT, hingga menutup usia maka kewajiban kita hanyalah menghamba kepada Allah SWT. 

Sebagaimana Winston Churchill pernah mengatakan, “Kesuksesan bukan akhir, kegagalan tidak fatal, keberanian untuk terus maju adalah hal yang lebih penting.”

Visits: 259

Renna Aisyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *