Cahaya Fajar Ramadan, Awal Rahmat dan Ketenangan Hati

Di ufuk timur cahaya lembut merayap, menyapa setiap jiwa yang haus makna. Ramadan datang bagai purnama dalam senyap, menyinari setiap hati dengan cahayanya. Dingin masih menyelimuti bumi dan gelap belum beranjak dari tempatnya.

Dari sudut rumah, suara lirih membangunkan raga yang masih terbuai lelap. “Bangun, sudah waktunya sahur,” suara itu mengalun penuh kasih.

Seketika tubuh manusia beranjak dan teringat bila hari ini adalah Bulan Ramadan. Bulan yang bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, ia adalah perjalanan kembali ke rumah-Nya, menemukan damai dalam sunyi, dan menemukan cahaya dalam untaian doa.

Malam-malamnya bak samudera cahaya, penuh lantunan ayat suci. Lailatul Qadar hadir di antara malam-malam Ramadan, menanti hati yang berserah diri. Sebagai umat muslim, semangat menyambut bulan suci ini haruslah tetap terjaga sampai penghujung waktu.

Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Karim, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [1]. Jadi, tidak ada alasan bagi kaum muslimin yang dalam keadaan sehat dan sudah baligh untuk meninggalkan kewajiban yang penuh beberkat ini.

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan ini, tentunya ada sunah-sunah yang harus ditunaikan, salah satunya adalah sahur. Sahur bukanlah sekedar mengisi perut sebelum berpuasa, tapi didalamnya ada keberkahan yang dijanjikan.

Sebagaimana Hadhrat Rasulullah saw bersabda, ”Maka sahurlah kalian, karena didalam sahur terdapat keberkahan.” [2]. Keberkahan sahur bukan hanya dalam bentuk kekuatan fisik karena perut sudah terisi untuk menjalani ibadah puasa. Keberkahan dalam sahur bisa bermakna luas. Ada banyak keberkahan dalam setiap suapan makanan yang kita niatkan karena Allah SWT. Bahkan Hadhrat Rasulullah SAW meminta orang yang berpuasa agar sahur terlebih dahulu Walaupun hanya dengan seteguk air.

Diriwayatkan oleh Ahmad, Hadhrat Rasulullah SAW bersabda: “Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur).” [3] Di tiap sahur ada doa yang melangit berbaur dengan dingin fajar suci.

Bulan ini adalah rahmat yang turun, setiap sujud dan lirih tasbih merupakan benih baru yang tumbuh dalam jiwa renta. Ada keberkahan dalam doa-doa yang kita panjatkan di sepertiga malam. Al-Qur’an Karim menjelaskan, ”Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” [4] Ayat ini menunjukan bahwa waktu sahur adalah waktu yang sangat istimewa, dimana para hamba Allah SWT memanfaatkannya untuk beribadah dan perbanyak istighfar. Sahur juga menjadi waktu yang penuh ampunan dan doa yang mustajab.

Selain itu, sahur juga bisa menumbuhkan rasa syukur dan kebersamaan. Bagi banyak keluarga, sahur menjadi momen kebersamaan yang hangat dan langka. Keluarga yang mungkin jarang berkumpul dalam keseharian, di bulan Ramadan dapat menikmati waktu bersama. Momen ini juga menjadi sarana untuk melatih kesabaran, saling berbagi dengan tetangga, dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan serta rasa peduli terhadap sesama kepada anak-anak.

Hadhrat Masih Mau’ud as selalu menekankan pentingnya ibadah, doa dan mengikuti sunah Hadhrat Rasulullah saw dalam segala aspek kehidupan, termasuk sunah saat sahur. Beliau as mengajarkan bahwa waktu sahur adalah saat yang paling berharga bagi orang-orang yang ingin mendekat kepada Allah SWT. Pada waktu itu, langit terbuka bagi mereka yang berdoa dengan tulus dan sepenuh hati, inilah saat dimana rahmat Allah turun dengan limpah dan mereka akan merasakan keberkahannya.

Dengan demikian, sahur bukan hanya kebiasaan sebelum berpuasa tetapi merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan keberkahan dan cinta Allah SWT. Ramadan adalah bulan dimana rahmat Tuhan mengalir deras membasuh manusia, bulan dimana segala dosa dihapuskan, dan bulan dimana seluruh keberkahan terhampar luas serta doa-doa yang terpanjat akan dikabulkan.

Maka, jangan biarkan keberkahan sahur berlalu begitu saja. Bangunlah, duduklah bersama keluarga, nikmati setiap detiknya, dan rasakan rahmat yang turun bersama fajar.

Referensi :
[1] QS. Al-Baqarah : 183
[2] HR. Bukhari dan Muslim
[3] HR. Ahmad
[4] QS.Az-Zariyat : 18

Visits: 76

Dessy Aries Sandy Pratiwi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *