
Ramadan: Bulan Penuh Keajaiban, Raih Berkah dan Hapus Dosa!
Bulan Ramadan adalah salah satu bulan yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bukan sekadar bulan biasa, bulan Ramadan selalu dirindukan karena keistimewaannya.
Saat adzan Maghrib berkumandang, ada kebahagiaan yang sulit dijelaskan. Dan, di balik momen berbuka itu, ada perjuangan panjang.
Selama satu bulan penuh melaksanakan berbagai ibadah yang mendatangkan banyak pahala, seperti shalat Tarawih, tadarus Al-Qur’an, shalat Tahajud, serta menyiapkan makanan untuk sahur dan berbuka.
Puasa juga melatih diri untuk bersabar dalam menunggu waktu berbuka, menahan amarah, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, Ramadan juga menjadi momen untuk meningkatkan kebaikan kepada sesama.
Menariknya, di luar aspek spiritual, puasa juga punya segudang manfaat kesehatan, di antaranya:
1. Sebagai detoksifikasi atau membuang racun yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
2. Meningkatkan kontrol gula darah.
3. Membantu melawan infeksi.
4. Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan.
5. Mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
6. Menurunkan berat badan secara sehat.
7. Mencegah depresi dan mengurangi kecemasan.
8. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
9. Mempertahankan fungsi organ tubuh.
10. Memperbaiki pola makan.
Bulan Ramadan menjadi bulan yang istimewa karena pada bulan inilah Al-Qur’an diturunkan kepada Hadhrat Rasulullah saw. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi umat Muslim di dunia. Selain itu, pada bulan ini, pintu surga dibuka, pahala kebaikan dilipatgandakan, serta dosa -dosa diampuni.
Jangan sampai puasa kita hanya sebatas menahan lapar dan haus, karena Hz. Mirza Masroor Ahmad aba dalam khutbah Jumat menyampaikan: “Jika kita tidak terhindar dari berbagai keburukan, maka tujuan berpuasa tidak akan terpenuhi. Tujuan tersebut adalah ketakwaan. Meskipun berpuasa, namun jika masih terdapat kebanggaan dalam diri, membanggakan ucapan dan perbuatan sendiri, bersikap egois, mengharapkan pujian dari orang lain, atau bahkan meminta orang lain untuk memuji secara berlebihan, maka itu bukanlah ketakwaan.
Jika saat berpuasa kita tidak meninggalkan perselisihan, pertengkaran, kebohongan, dan kerusakan, berarti tidak ada ketakwaan dalam diri kita. Jika kita tidak menghabiskan waktu untuk beribadah, berdoa, dan beramal saleh selama puasa, maka kita bukanlah orang yang bertakwa, dan tujuan puasa tidak tercapai. Tercapainya tujuan puasa Ramadan hanya dapat diraih dengan meninggalkan keburukan dan mengamalkan kebaikan. Jika seseorang berusaha untuk tetap teguh dalam kebaikan, maka ia dapat meraih tujuan puasa. Jika tidak, maka puasanya hanya sekadar menahan lapar dan haus tanpa makna.” [1]
Sebagian orang secara lahiriah mengatakan, “Kami berpuasa,” tetapi pada hakikatnya mereka tidak benar-benar berpuasa. Jika seseorang tidak mampu menahan lapar dan haus hanya dalam beberapa jam untuk Allah SWT., maka bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dalam urusan lain?
Ada sebuah pandangan menarik dari sebuah surat kabar yang menyebut bahwa banyak anak muda menjalankan puasa hanya sekadar formalitas, karena tren atau tekanan sosial dan tanpa memahami esensi sebenarnya.
Hadhrat Rasulullah saw. Bersabda: “Ketika masuk bulan Ramadan, maka setan-setan dibelenggu, pintu -pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup.” [2]
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa di jalan Allah SWT., sehingga memperoleh kemuliaan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.
Referensi:
[1] Khutbah Jumat Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba., 18 Mei 2018 di Masjid Baitul Futuh, Morden, UK (Britania Raya)
[2] H.R. Bukhari No. 1899 dan Muslim No. 2304
Visits: 54