Kepedulian Merupakan Penyempurna Iman

Dalam berbagai agama, solidaritas seringkali ditekankan untuk dimiliki setiap manusia, terlebih di dalam Islam. Firman-firman Allah mengenai ini pun dapat kita temukan berulang kali dalam Al-Qur’an Karim. Sebagai manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, seyogyanya kita tidak hanya memiliki tapi juga mengimplementasikan sikap solidaritas sebagai bentuk kepatuhan seorang hamba terhadap Sang Pencipta.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. jauh-jauh hari mengingatkan perihal ini, “Solidaritas (kepedulian) terhadap sesama manusia dan makhluk Allah adalah sesuatu yang merupakan bagian kedua dari iman, yaitu, yang tanpanya iman ini tidak akan sempurna dan kokoh.”

Ternyata, rasa kepedulian tidak bisa kita anggap sepele. Karena Masih Mau’ud as. secara eksplisit menegaskan bahwa tanpa memiliki rasa kepedulian terhadap sesama, iman kita tidaklah sempurna. Namun, sikap ini kerap kali kita abaikan hingga tanpa kita sadari lambat laun sikap ini menghilang dalam diri.

Jika kita tarik mundur ingatan pada tahun 2020 silam, sikap solid kita terhadap sesama saat itu meningkat. Meskipun terjadi pandemi yang mengharuskan kita menjaga jarak antar satu dengan yang lain, namun rasa peduli dalam hati setiap orang justru kian menguat. Saat itu, entah berapa banyak kepala keluarga yang terpaksa berhenti bekerja, namun bantuan demi bantuan dari mereka yang berlebih tak pernah reda.

Ingatkah, seberapa sering kita membeli dagangan saudara-saudara kita padahal sisa tabungan yang kita miliki pun belum tentu mampu mencukupi kebutuhan hidup di kemudian hari? Mungkin jika saat itu tidak pandemi, kita akan berpikir ribuan kali membeli sesuatu dengan alasan, “Ah, bisa buat sendiri di rumah.”

Namun saat itu, kepedulian seakan bergerak tanpa henti. Kita sibuk mengirimkan pesan juga makanan pada saudara-saudara kita tanpa mengenal jarak. Ketika seorang teman maupun saudara mengunggah sebuah status foto dengan keterangan, “open PO,” jemari kita bak boneka yang digerakkan oleh dalang, tangkas menjawab unggahannya dengan list pesanan.

Tapi ingatkah seberapa sering kita juga mendapat kiriman, sesaat setelah kita membantu melariskan dagangan saudara-saudara kita? Ingatkah, seberapa sering Allah ulurkan rangkulan tangan-Nya ketika kita mulai sangsi dengan hari-hari yang akan datang?

Tak ayal Masih Mau’ud as. menandaskan bahwa kepedulian sebagai penyempurna iman. Karena kepedulian merupakan hal dasar yang manusia butuhkan dan sebagai hamba Allah kita diwajibkan memenuhinya. Lebih dari itu, dalam firman-Nya, Allah berjanji untuk mengulurkan pertolongan-Nya bagi orang-orang yang beriman, “Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.” [*]

Jika kita kupas lebih dalam keimanan tak hanya meliputi sikap penghambaan kepada Tuhan saja, namun juga meliputi sikap kemanusiaan kita terhadap makhluk-Nya. Mencuatnya sikap kepedulian ternyata secara tidak langsung menambal celah-celah ketidaksempurnaan iman kita sebelumnya. Pertanyaan mengenai apa yang membuat kita mampu bertahan di tengah badai pandemi dan berbagai masalah yang mengekor mengikutinya hingga kini, ternyata begitu jelas tersurat pada ayat di atas.

Semoga meskipun pandemi telah melandai, kepedulian kita terhadap sesama tak habis terurai.

Referensi:
[*] QS. Al-Anfal 8: 20

Visits: 22

Nurul Hasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories