
Menjadi Pribadi Istimewa dengan Al-Qur’an
Siapa yang tidak mengetahui mutiara? Mutiara merupakan salah satu permata yang sangat berharga dan dikenal karena keindahan dan keunikan bentuknya. Di dunia ini permata yang paling berharga itu adalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengandung ajaran yang sangat indah. Al-Qur’an lebih spesial lagi karena merupakan mukjizat yang dianugerahkan Allah SWT. kepada Yang Mulia Nabi Muhammad saw.
Di dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang firman-firman Allah Ta’ala yang berisi panduan lengkap dan sempurna bagi umat Islam. Sebagian besar Al-Qur’an berisi tentang kebesaran Tuhan, sifat-sifat-Nya dan hubungan manusia dengan Khaliqnya.
Di dalam Al-Qur”an terdapat lautan hikmah yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup atau petunjuk bagi kaum Muslim dan umat manusia agar senantiasa berada di jalan yang benar. Di dalam Al-Qur’an juga tercatat sejarah nabi-nabi dan masyarakat, argumen tentang Nabi Muhammad saw. sebagai nabi yang benar, kabar suka bagi orang-orang yang beriman dan peringatan bagi orang-orang kafir.
Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. bersabda, “Al-Quran bagaikan lautan hikmah. Hendaknya engkau tanamkan kebiasaan untuk membacanya dengan sungguh-sungguh, merenungkan maknanya, dan menghasilkan mutiara-mutiara hikmah. Jika engkau belum cukup dewasa untuk menghasilkan mutiara-mutiara, setidaknya engkau dapat mengeluarkan cangkang sebagai hasil dari kesungguhanmu mempelajari Al-Qur’an.”
Seseorang yang berinteraksi secara mendalam dengan Al-Qur’an dan menggali khazanah-khazanah ilmu yang ada di dalamnya akan mendapat sinar berlian Al-Qur’an dan mendapat keistimewaan. Sejarah telah mencatat kisah para sahabat Rasulullah saw. sebagai teladan, mereka adalah orang-orang yang unggul, derajat rohani mereka tinggi, tujuan hidup mereka adalah meraih keridhaan Allah karena pergaulan mereka dengan Al-Qur’an.
Salah satu kisah sahabat Rasulullah saw. yang sudah terkenal yaitu kisah Khalifah Umar bin Khatab ra. yang jatuh luluh hatinya ke dalam keimanan dan menyatakan diri masuk ke dalam Islam setelah membaca salah satu ayat Al-Quran. Pada awal mulanya Umar bin Khatab ra. hendak menghentikan dakwah dan berniat membunuh Rasulullah saw. karena telah dianggap memecah belah kaum Quraisy.
Namun qadarullah, di tengah perjalanan beliau bertemu dengan Nu’aim bin ‘Abdullah yang memberikan kabar bahwa adik perempuannya, Fatimah binti Khatab ra., telah memeluk Islam. Tak terbayang bagaimana kemarahan seorang Umar bin Khatab ra. yang dijuluki singa padang pasir tersebut setelah mengetahui fakta tentang berita yang diterimanya.
Setelah tiba di pekarangan rumah adiknya, Umar sayup-sayup mendengar Fatimah dan suaminya Sa’id bin Zaid membaca Al-Qur’an surat Thaha. Saat mengetahui Hadhrat Umar datang, Fatimah menyembunyikan lembaran Al-Qur’an yang dibacanya.
Umar sempat menanyakan bacaan yang dibaca Fatimah. Akan tetapi ia mengelak bahwa tidak ada bacaan apa-apa. Merasa tidak puas dengan jawaban adiknya, Umar mencengkeram Said dan berkata, “Aku telah diberitahu bahwa kalian telah mengikuti agama Muhammad.”
Fatimah hendak membela suaminya, namun secara tak sengaja ia mendapat pukulan dari Umar hingga berdarah. Hal ini yang menyebabkan Hadhrat Umar menyesal. Sehingga ia tidak lagi marah dan meminta lembaran Al-Qur’an yang mereka baca. Fatimah dan Said pun menyerahkan lembaran Al-Qur’an surat Thaha kepada Hadhrat Umar.
“Hai manusia yang sempurna. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an kepada engkau supaya engkau susah. Melainkan sebagai suatu peringatan bagi siapa yang takut. Diturunkan dari Dia yang menciptakan himi dan seluruh langit yang tinggi. Yang Maha Pemurah, bersemayam teguh di atas ‘Arasy. Kepunyaan Dia apa-apa yang ada di seluruh langit dan apa-apa yang ada di bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya, dan apa-apa yang ada di bawah tanah lembab.” [1]
“Betapa indah kata-kata ini. Betapa mulia kata-kata ini,” kata Umar setelah membacanya. Ayat Al-Qur’an yang dibacanya telah menancap ke dalam hati sanubarinya, ia merasakan getaran berfrekuensi tinggi yang memperlemah semangat buruknya.
Setelah kejadian itu, Umar menghadap Rasulullah saw. hendak menyatakan diri memeluk agama Islam. Dan dalam sejarah Hadhrat Umar menjadi pribadi yang istimewa yang siap membela Islam dan menjadi sahabat Rasulullah saw. bahkan karena keistimewaannya Hadhrat Umar diangkat sebagai Khalifah Rasulullah saw. [2]
Dari salah satu kisah di atas kita dapat menyimpulkan bahwa keindahan ajaran Al-Qur’an bagaikan mutiara yang mampu memperindah pribadi seseorang menjadi pribadi yang istimewa. Pengaruh ajaib dan luar biasa dari firman suci Allah Yang Mahahidup dan Mahakuasa telah menarik orang, bahkan ribuan manusia, dari kegelapan kepada pencerahan.
Al- Quran bisa membawa seseorang ke tingkat kesempurnaan intelektual yang tinggi, begitu jugalah dengan melaluinya seseorang akan mencapai kesempurnaan dalam perilaku. Nur dan tanda-tanda keridhaan Allah SWT. telah muncul dan akan selalu terlihat pada mereka yang mengikuti firman suci. Bagi seorang pencari kebenaran, hal seperti ini menjadi bukti yang bisa dilihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa berkat surgawi dan tanda-tanda Ilahi hanya bisa ditemukan di antara para penganut Kitab Suci Al-Quran. [3]
Jika kita ingin menjadi manusia yang istimewa seperti sahabat-sahabat Rasulullah, maka pelajarilah Al-Qur’an dan temukan mutiara-mutiara hikmah di dalamnya yang akan menuntun dan mengubah kita menjadi pribadi yang istimewa. Semoga Allah berkenan menganugerahkan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Referensi :
[1] QS. Thaha 20: 2-7
[2] https://ahmadiyah.id/islam/al-quran/perbaikan-tabiat-melalui-al-quran
[3] https://ahmadiyah.id/islam/al-quran/pintu-pemahaman-ilahi-melalui-al-quran?amp
Visits: 69