Ujian Mengandung Obat dan Harapan

Dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari ujian, baik berupa kesulitan, kesempitan harta, kesedihan, maupun penyakit. Namun jika manusia menelaah dengan lebih baik lagi, di dalam setiap cobaan yang datang akan selalu menanti harapan baik di depan. Salah satu keyakinan yang mampu menguatkan hati adalah bahwa setiap ujian akan ada penawarnya.

Secara lahiriah, kita tidak bisa lepas dari ujian sakit. Meskipun sakit terasa berat dan melelahkan, namun dalam ajaran Islam sakit bukan sekedar cobaan, tapi juga sebagai penghapus dosa dan sarana peningkatan derajat bagi orang yang bersabar. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, sakit, kegundahan, kesedihan, gangguan maupun kesusahan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya.” [1]

Dalam melalui ujian sakit ini, tentunya kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT. Allah telah menjanjikan bagi orang yang bersabar, sakitnya akan dijadikan sarana meraih kecintaan Tuhan. Hal ini karena manusia ketika sakit akan terus meningkatkan ketakwaan dan sikap optimis untuk dapat segera sembuh dari penyakit yang dideritanya. Namun, ada sebagian orang karena rasa sakit membuatnya putus asa, lemah dan tak berdaya bahkan menyalahkan Tuhan sebagai penyebab rasa sakitnya. Naudzubillah.

Sebagai kaum muslimin, kita harus meyakini bahwa setiap musibah yang diberikan Allah SWT. pasti selalu mengandung hikmah. Begitu pula dengan penyakit. Kita harus menanamkan keyakinan bahwa Allah SWT. tidak akan memberikan suatu penyakit tanpa ada hikmah dibaliknya dan tanpa menyediakan obatnya. Hal ini memberikan harapan bagi siapa saja yang berjuang melawan penyakit, baik jasmani maupun rohani.

Tapi, meskipun beberapa penyakit memiliki obatnya, bukan berarti kesembuhan akan datang dengan sendirinya. Diperlukan usaha, seperti menjalani pengobatan yang tepat, menjaga pola hidup sehat, dan memiliki pola pikir positif. Selain itu, yang paling utama adalah doa, ketenangan hati dan rasa syukur juga menjadi kekuatan yang membantu proses penyembuhan.

Hadhrat Masih Mau’ud as. menyatakan, “Dari sabda-sabda Rasulullah saw. dan dari ajaran Al-Qur’an Karim hal ini dengan jelas terbukti, bahwa bagi setiap penyakit itu ada obatnya.” Hal ini dengan jelas terbukti, bahwa bagi setiap penyakit itu ada obatnya. Salah satu hadits yang dimaksudkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as. yaitu, “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga menurunkan obatnya. Ada yang mengetahuinya, dan ada pula yang tidak mengetahuinya.” [2]

Hadits di atas menunjukkan bahwa setiap penyakit di dunia ini pasti memiliki obatnya, namun manusia belum menemukan atau belum memahami cara pengobatan dengan baik. Oleh karena itu, tugas kita adalah terus berikhtiar mencari kesembuhan, baik melalui pengobatan medis maupun berdoa kepada Allah SWT.

Sebagai penguat keimanan dan keteguhan hati kita dalam menghadapi penyakit yang diderita, ada salah satu ayat Al-Qur’an Karim yang bisa menjadi obat rohani sebagai penghibur hati dikala kita sedih. Firman Allah SWT, “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang akan menyembuhkanku.” [3]

Ayat ini mengajarkan bahwa kesembuhan sejati datangnya dari Allah SWT. Apapun penyakit yang dialami, kita harus selalu optimis dan bertawakal kepada Allah SWT. bahwa Dia-lah yang Maha Penyembuh. Sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud as. seringkali menekankan bahwa setiap penyakit memiliki obatnya.

Beliau menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan obat bagi setiap penyakit. Hanya saja manusia harus berusaha menemukannya melalui ilmu penelitian dan doa. Tidak ada penyakit yang benar-benar tanpa harapan, karena rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Beliau juga menekankan bahwa kesembuhan tidak hanya bergantung pada pengobatan fisik, tetapi juga pada ketakwaan dan hubungan dengan Allah SWT.

Hal ini juga berlaku pada penyakit rohani yang menggerogoti hati dan tanpa sadar, penyakit ini bersarang dalam diri manusia sekian lama. Namun, Allah SWT. telah mengirimkan obat rohani yang begitu mujarab dan dapat diamalkan tanpa biaya. Obat yang dimaksud ini adalah dengan banyak membaca istighfar, bersalawat, dan berdoa kepada Allah SWT. dengan cara yang tulus dan penuh kerendahan hati berharap Allah SWT. akan mengampuni dan menghapuskan segala penyakit hati dalam diri.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus terus berusaha mencari obat terbaik sambil tetap bertawakal kepada Allah SWT. serta memohon kepada Allah SWT. untuk menjadikan rasa sakit kita sebagai upaya menghapuskan dosa-dosa.

 

Referensi:

[1] HR. Bukhari dan Muslim

[2] HR. Bukhari

[3] QS. Asy-Syu’ara 26: 80

Visits: 62

Dessy Aries Sandy Pratiwi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *